Apa itu Obsessive Compulsive Disorder ?
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah kondisi
psikologis yang ditandai dengan perilaku pengulangan yang disebabkan oleh
ketakutan akan pikiran yang tidak masuk akal. Seseorang yang didiagnosa
menderita OCD mungkin tidak menyadari kalau obsesinya tidak masuk akal. Namun,
ia akan merasa berkewajiban untuk melakukan sebuah tindakan tertentu untuk
meredakan stres yang dihasilkan dari sebuah kondisi tertentu. Kondisi tersebut
seringkali membawa rasa takut, dan meskipun ia telah berusaha untuk meredakan
rasa takutnya, rasa takut itu semakin bertambah, sehingga menghasilkan sebuah
tindakan yang dilakukan berulang-ulang.
Gejala OCD
Seseorang yang menderita OCD seringkali memiliki obsesi dan
tekanan. Namun, tidak jarang pula ia hanya mengalami satu kondisi. Obsesi
mungkin muncul, namun tidak disertai dengan tekanan atau paksaan, begitupun
sebaliknya. Baik itu hanya satu kondisi atau keduanya yang muncul pada
seseorang, orang tersebut tetap dianggap menderita OCD.
Gejala obsesif yang paling umum terjadi adalah:
- Rasa
takut – seperti takut pada kotoran, kuman, api, atau kerusakan fisik.
- Ragu –
ragu apakah suatu pekerjaan telah dikerjakan dengan benar, seperti
mengunci pintu atau mematikan kompor.
- Pikiran
tidak masuk akal – agresi, tindakan yang tidak pantas, atau tindakan
seksual
Gejala kompulsif yang paling umum terjadi adalah:
- Keteraturan
- Pengecekan
dan pengecekan ulang
- Penghitungan
- Rutinitas
yang kaku
Pada tahap awal OCD, gejala obsesif dan kompulsif cukup
sulit untuk dikenali. Namun, setelah kondisi bertambah parah, gejala-gejala
tersebut juga akan bertambah parah. Anak-anak yang mengalami kondisi ini
mungkin tidak akan menyadarinya, namun orang dewasa yang memiliki OCD biasanya
menyadari bahwa obsesi dan tekanan mereka tidak beralasan.
Penyebab
Penelitian pada keluarga yang cenderung OCD melalui penelitian DNA. Dua penelitian menyatakan bahwa orang yang memiliki gen DRD3 akan berkembang menjadi OCD dan depresi, terutama jika laki-laki. Secara genetik, akan belum muncul sampai ada pemicu oleh peristiwa tertentu yang menjadi predisposisi OCD. Perspektif ini memiliki implikasi penting. Anak yang lahir dengan predisposisi (respon tubuh terhadap penyakit yang sifatnya laten dan dapat diaktifkan dalam keadaan tertentu) genetik tidak pernah berkembang menjadi perangai penuh. Banyak tergantung pada konteks dimana anak-anak dibesarkan. Jika OCD muncul pada konteks dimana anak-anak yang memiliki predisposisi genetik meningkat, OCD akan dipicu, dan kemudian berkembang pada anak-anak. Sebagai contoh, jika anak-anak dibesarkan dalam keluarga yangmenderita OCD, predisposisi anak akan tersingkap dengan sendirinya melalui sikap dan tingkah laku. Sebaliknya juga benar. Pada hipotesa ini, pada tahapan, belum sepenuhnya diteliti. Perspektif kedua menyatakan bahwa anak-anak yang tidak mewarisi genetis akan sama mengadopsi bentuk interaksi dan sikap keluarga.Perspektif menurut aliran-aliran
1.Perspektif psikoanalisis
Menurut pandangan psikoanalisa, obsesif-kompulsif timbul
dari daya-daya instinktif seperti seks dan agresivitas, yang tidak berada di
bawah kontrol individu karena toilet-training yang kasar.
Sedangkan Adler memandang gangguan kepribadian obsesif kompulsif ini sebagai
hasil dari perasaan tidak kompeten.
sumber :
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Obsessive-Compulsive+Personality+Disorder
https://www.docdoc.com/id/id/info/condition/obsessive-compulsive-disorder
2. Perspektif behavioristik
Para ahli tingkah laku mengemukakan bahwa gangguan
kepribadian obsesif kompulsif adalah perilaku yang dipelajari, dan diperkuat
dengan berkurangnya rasa takut (Davison & Neale, 2001). Teori Behavioral
menganggap kompulsi sebagai perilaku yang dipelajari yang dikuatkan oleh
redukasi yang kuat.
3. Perspektif kognitif
Ide lain yang muncul adalah kompulsi memeriksa terjadi
karena defisit ingatan. Ketidakmampuan untuk mengingat beberapa tindakan dengan
akurat, atau untuk membedakan antara perilaku yang benar-benar dilakukan dan
imajinasi seseorang memeriksa berkali-kali. Sedangkan pemikiran obsesif muncul
karena ketidakmampuan atau kesulitan untuk mengabaikan stimulus.
4. Teori belajar (Learning theory)
Gabungan dari teori dan pengalaman dalam aplikasi terapi
perilaku timbul beberapa konsep terjadinya gangguan kepribadian obsesi
kompulsi.
a. Mowre’s two stage theory
Mowrer mengajukan teori ini di tahun 1939 dan dikembangkan
oleh Dollard dan Miller di tahun 1950. Gangguan kepribadian obsesi kompulsi ini
didapat secara dua tahap. Tahap pertama adalah adanya rangsangan yang
menimbulkan kecemasan. Reaksi yang timbul adalah menghindari (escape)
atau menolak (avoidance). Respon-respon ini menimbulkan negative
reinforcement akibat berkurangnya rasa cemas. Tahap berikutnya adalah
upaya menetralisasi kecemasan yang masih ada dengan rangkaian kata-kata,
gagasan-gagasan atau bayangan-bayangan bahkan objek-objek lain. Penyebarluasan
ini mengaburkan asal-usul rangsangan tadi. Kecemasan terhadap suatu objek tadi
sudah meluas menjadi perasaan tidak enak atau tidak menentu. Sebagai
kompensasinya penderita menentukan strategi perilaku yang enak baginya dan
perilaku ini menetap menjadi kompulsif akibat negative reinforcement.
Tahap kedua, banyak berkurangnya tetapi sedikitnya dapat menerangkan kenapa
kompulsi bertahan sebagai alat mengurangi rasa cemas.
b. Cognitive behavior therapy
Oleh Carr tahun 1971 dan dikembangkan oleh McFall dan
Wollensheim tahun 1979. Teori ini mengatakan bahwa gangguan kepribadian obsesi
kompulsif pada orang-orang tertentu di “kreasi” oleh dirinya sendiri.
Prinsip yang salah, menimbulkan persepsi yang keliru dan menakutkan, akhirnya
menambahkan kecemasan. Pencetusnya bisa disebabkan oleh kejadaian sehari-hari.
Prevensi Penderita OCD
Prevensi atau pencegahan bagi penderita OCD dapat dilakukan secara personal oleh individu yang bersangkutan yaitu dengan cara-cara :- Latih dalam mengatur permasalahan yang muncul dengan lebih simpati di
dalam keluarga dan sesama teman
- Relaksasi, meditasi, olahraga teratur, tidur teratur
- Bila mengalami permasalahan tidur dalam beberapa hari konsultasikan ke
dokter
- Memiliki buku diary dapat mengidentifikasi kemunculan stres secara pasti
dan mengetahui perilaku-perilaku kompulsif yang muncul
- Jangan membiasakan diri mengoleksi sesuatu jenis benda yang disimpan atau
tidak berguna
- Biasakan diri untuk berkumpul dengan teman-teman dalam support group
- Hindari minuman alkohol dan kopi.
Jenis prevensi yang termasuk dalam gangguan kepribadian ini
adalah prevensi sekunder dimana prevensi sekunder, adalah usaha kesehatan
mental menemukan kasus dini (early case detection) dan penyembuhan
secara tepat (prompt treatment) terhadap gangguan dan sakit mental.
Usaha ini dilakukan untuk mengurangi durasi gangguan dan mencegah agar jangan
sampai terjadi cacat pada seseorang atau masyarakat.
Pengobatan
Penting untuk Anda ketahui bahwa OCD tidak dapat disembuhkan, tidak peduli apapun metode pengobatan yang Anda ambil. Akan tetapi, pengobatan tersebut dapat mengendalikan gejala yang Anda rasakan sehingga mutu hidup Anda tidak lagi terganggu.
Para penderita OCD biasanya dirawat dengan obat-obatan
dan/atau psikoterapi, terkadang seumur hidup mereka. Psikoterapi meliputi
metode yang disebut pembukaan dan pencegahan respon. Metode ini dilakukan dalam
lingkungan yang terkendali, dan melibatkan pemaksaan Anda untuk menghadapi
ketakutan Anda, atau menciptakan pemicu dari kondisi Anda. Konsepnya adalah
Anda akan belajar untuk menghadapi ketakutan Anda dan mampu mengendalikan
obsesi dan tekanan yang Anda rasakan.
Obat-obatan yang diberikan biasanya antidepresan seperti
Sertraline, Flouxetine, Paroxetine, dan Fluvoxamine. Namun, tidak semua akan
memberikan reaksi yang sama terhadap obat yang sama. Mungkin diperlukan waktu
yang cukup lama untuk mengetahui obat yang sesuai dengan kondisi Anda.
Kebanyakan, efek dari obat yang Anda konsumsi baru akan terasa setelah
berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Jika Anda tidak memberikan respon positif
selama jangka waktu tersebut, maka Anda perlu untuk menkonsumsi obat lainnya.
Setelah Anda menemukan obat yang tepat untuk Anda, pastikan
bahwa Anda mengkonsumsinya secara teratur sesuai resep dari dokter. Jangan
berhenti mengkonsumsi obat tersebut sebelum dokter Anda bilang berhenti. Jika
dokter mengatakan Anda dapat mengurangi dosis obat yang Anda konsumsi, maka
lakukanlah hal tersebut secara bertahap. Anda juga sebaiknya membahas mengenai
efek samping dan resiko dari obat yang Anda konsumsi dengan dokter Anda, sehingga
Anda dapat berjaga-jaga sejak awal. Salah satu efek samping yang mungkin Anda
rasakan adalah meningkatnya keinginan untuk bunuh diri, dan jika Anda mengalami
hal ini, maka Anda sebaiknya segera menemui dokter Anda dan pastikan Anda
menceritakan kondisi tersebut dengan sebenar-benarnya.
Terapi
Psikoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sering kali tahu mereka sakit, dan mencari pengobatan atas kemauan sendiri. Cara yang dipakai :- Asosiasi
bebas dan terapi yang tidak mengarahkan adalah sangat dihargai oleh pasien
gangguan kepribadian obsesif kompulsif yang bersosialisasi dan berlatih
berlebihan
- Terapi Kelompok dan terapi prilaku.
Farmakoterapi
Clonazepam (klonopin) digunakan untuk menurunkan gejala pasien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif parah.Clomipramin dan obat serotonergik tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna bila tanda dan gejala obsesif kompulsif timbul.Dialectical behavioral therapy
DBT menekankan pada saling memberi dan negosiasi antara terapis dan klien; antara rasional dan emosional, penerimaan dan berubah. Target yang ingin dicapai adalah penyesuaian antara pelbagai permasalahan yang sedang dihadapi klien dengan pengambilan keputusan secara tepat. Hal-hal lain yang didapatkan klien dalam terapi ini adalah; pemusatan konsentrasi, hubungan interpersonal (seperti keinginan asertif dan ketrampilan sosial), menghadapi dan adaptasi terhadap distress, identifikasi dan mengatur reaksi emosi secara tepatCognitive behavioral therapy
Cognitive behavioral therapy (CBT), secara umum CBT membantu individu mengenal sikap dan perilaku yang tidak sehat, kepercayaan dan pikiran negatif dan mengembalikannya secara positif. Terapi ini juga diperkenalkan teknik relaksasi dan meditasi secara tepat.Contoh Kasus Mengenai Penderita OCD
Seorang laki-laki, usia 36 tahun, dibawa oleh petugas kantornya karena memiliki masalah dalam mengerjakan tugas dengan tepat waktu dan sering kali terlambat untuk pekerjaan yang penting. Pasien mengakui bahwa tuduhan tersebut benar,walaupun dia merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Ia mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang sangat sempurna dalam pekerjaannya sehingga dirinya membuat orang lain terlihat buruk. Hal inilah yang menyebabkan dirinya tidak pernah mendapatkan perhatian dari sekitar. Pasien mengaku ia telah bekerja selama 4 tahun pada perusahaannya dan selama waktu itu pula ia menghabiskan waktu 10-12 jam per hari dikantor. Pasien mengaku bahwa ia sering melewatkan batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas namun ia beralasan bahwa batas waktu tersebut tidak sesuai dengan kualitas hasil yang ia berikan. Ia menyatakan “jika lebih banyak orang seperti saya di negara ini, maka akan banyak hal yang dapat dicapai, karena pada kenyataannya terlalu banyak pemalas dan orang yang tidak mengerti aturan” Ia mengatakan bahwa ruang kerjanya selalu bersih dan rapi dan ia tahu dimana ia menghabiskan setiap dolar uangnya. Pemeriksaan status mental tidak menemukan adanya kelainan mood, proses pikir, atau isi pikir. Perilakunya dicatat sebagai rigiditas dan keras kepala.sumber :
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Obsessive-Compulsive+Personality+Disorder
https://www.docdoc.com/id/id/info/condition/obsessive-compulsive-disorder
0 komentar:
Posting Komentar