Kasus
Konservasi Arsitektur di Jabodetabek
Nama Bangunan : Stasiun Jakarta
Kota
Tahun Pembangunan : 1926 – 1929
Arsitek :
Frans Johan Louwrens Ghijsels
Fungsi Awal : Stasiun Kereta
Fungsi Sekarang : Stasiun Kereta
Langgam :
Art Deco
Klasifikasi Bangunan : Membentuk kawasan bersejarah
Kondisi Bangunan : Baik
·
Sejarah Bangunan
Stasiun Kereta
Jakarta Kota atau dulunya lebih dikenal dengan nama Batavia Zuid atau Stasiun
Beos, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup sementara pada
tahun 1926 dikarenakan renovasi yang dilakukan pada bangunan. Stasiun Kereta
Api Jakarta Kota (Beos) adalah stasiun kereta api berusia tua yang berada dalam
kawasan di Kota Tua Jakarta. Stasiun tua yang bersejarah ini sudah ditetapkan
sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.
475 tahun 1993.
Pembangunannya
dipimpin oleh seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882
yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels dan selesai pada 19 Agustus 1929 kemudian
diresmikan dan digunakan untuk pertama kalinya pada 8 Oktober 1929 oleh
Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa di Hindia Belanda pada
1926-1931.
Pada masa
lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu (Beos) dijadikan sebuah acara
oleh stasiun televisi swasta. Namun sayangnya hanya sedikit warga Jakarta yang
tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi tersebut. Yang pertama,
Beos merupakan kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij
(Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang
menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Beos juga berasal dari kata Batavia
En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi
stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia
dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java
(Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Batavia
Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir
abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya
adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum
Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan
kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur
Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada
pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu
kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia, Stasiun
Kota (1929).
Batavia
Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926
untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun,
kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari
stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang.
Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8
Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan
penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang
berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
·
Karakter bangunan
Stasiun
Beos/ Stasiun Kota merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan
antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional
setempat. Dengan balutan art deco yang kental yang keindahannya dapat dilihat
dari bentuk atap dan bentuk pilar – pilar pintu utama pada sisi kiri, kanan,
dan depan bangunan, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana namun mengandung
unsur seni yang tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah
jalan terpendek menuju kecantikan. Bangunan Stasiun Kota ini sendiri sudah
ditetapkan dalam peraturan pemerintah DKI Jakarta sebagai bangunan cagar budaya
yang umumnya bisa digunakan untuk menarik kunjungan wisata baik dari dalam
maupun luar negeri untuk menyimak kembali bagaimana perjalanan perkembangan
kota Jakarta sejak zaman colonial hingga sekarang ini.
·
Stasiun Jakarta Kota Tempo Dulu
Stasiun Kota
Tampak Depan (1929)
Interior Stasiun
Jakarta Kota (1929)
Pintu Utama Stasiun
Jakarta Kota (1929)
Loket Stasiun Jakarta
Kota (1929)
·
Stasiun
Jakarta Kota Sekarang
Stasiun Jakarta Kota Sekarang
Interior Stasiun Jakarta Kota
Sekarang
Hall Tengah Stasiun Jakarta Kota
Sekarang
Area Tunggu
Stasiun Jakarta Kota Sekarang
·
Bentuk
Bangunan Stasiun Jakarta Kota
Bangunan tunggal bertingkat 2, memiliki
pola asimetris baik pada bentuk dasar denah maupun facade bangunan. Dan menggunakan
atap lengkung sebagai ciri khas dari bentuk art
deco.
·
Fasad
Bangunan Stasiun Jakarta Kota
Pada fasad mempunyai bentuk yang
simetris dan dibangun dengan gaya arsitektur art deco yang terlihat pada pilar
– pilar atap pintu utama, pintu utara dan pintu selatan. Fasad pada pintu utama
dibuat lebih megah dari pintu di sisi utara dan selatan karena dipengaruhi oleh
fungsinya di masa lampau sebagai bagian dari penyambutan.
·
Konsep
Perencanaan Konservasi
-
Eksterior
:
a.
Menggunakan
karakter kota tua / kota lama sebagai daya tarik untuk memberikan nilai tambah
pada bangunan Stasiun Jakarta Kota.
b.
Mempermudah
pencapaian ke dalam kawasan, menata sirkulasi kendaraan, dan pejalan kaki di
dalam kawasan, serta menyediakan sarana parkir yang mampu memenuhi kebutuhan
aktivitas pengunjung pada kawasan di sekitar bangunan Stasiun Jakarta Kota.
c.
Menata
kembali system peragangan kaki lima yang berada di sekitar bangunan agar
terlihat lebih rapi dan bersih.
d.
Pengadaan
kembali kawasan – kawasan hijau di sekitar lokasi seperti taman dan sejenisnya
sebagai sarana penunjang dan nilai tambah dari bangunan.
e.
Pengolahan
fasad yang lebih menarik dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya, penertiban
bagian - bagian fasilitas bangunan yang mencederai fasad bangunan sebagai
bagian dari usaha mempertahankan jejak sejarah di kawasan Stasiun Jakarta Kota
dan sekitarnya.
f.
Penataan
kebersihan dan keamanan di sekitar bangunan juga sangat dibutuhkan untuk
memperlihatkan nilai sejarah dari sisi eksterior bagunan.
-
Interior
:
a.
Penertiban
kegiatan penjualan di dalam Stasiun sangat dibutuhkan guna menjaga kebersihan
dan kenyamanan penggunan stasiun.
b.
Pengaturan
tata tertib di dalam stasiun juga sangat dianjurkan untuk menjaga ketertiban
pengguna KRL sekaligus menciptakan pemandangan yang suasan yang nyaman di dalam
stasiun.
c.
Khusus
untuk bagian - bagian stasiun yang telah termakan usia atau yang tidak terurus,
dianjurkan untuk melakukan perbaikan dan penataan kembali agar tidak
menimbulkan pemandangan atau suasana yang mengganggu.
d.
Pengadaan
fasilitas – fasilitas seperti tempat duduk sangat dianjurkan untuk memberikan
tempat istirahat sementara bagi para pengguna KRL yang menunggu kedatangan/
keberangkatan KRL.
e.
Penyediaan
fasilitas penyebrangan antar rel/ tempat pemberhentian kereta juga sangat
perlu. Selain untuk mengurangi waktu dan jarak tempuh yang jauh karena harus
kembali melalui jalur yang melalui dalam stasiun, juga mencegah terjadinya
kecelakaan kereta yang disebabkan oleh aksi nekat para pengguna KRL yang
menyebrang melalui jalur kereta.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Jakarta_Kota
https://anzdoc.com/download/revitalisasi-stasiun-kereta-api-jakarta-kota-di-kawasan-kota.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Jakarta_Kota
https://anzdoc.com/download/revitalisasi-stasiun-kereta-api-jakarta-kota-di-kawasan-kota.html
http://f-pelamonia.blogspot.com/2012/05/konservasi-stasiun-jakartakota.html
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/1688
1xbet | 1xbet | Bet with a Bonus - RMC | Riders Casino
BalasHapus1XBet allows you to bet on any wooricasinos.info favourite horse races or any other sporting event. ✓ Get 1xbet 먹튀 up to septcasino £300 + 200 Free Spins No Deposit www.jtmhub.com